Satu Makna Berjuta Cerita
Ya...
kita memang berbeda, berbeda latar belakang, suku dan juga bahasa. Berbeda cara
pandang dan menilai sesuatu. Tetapi perbedaan itu membuat hidup ini sangat
bermakna, perbedaan itu menyakinkan aku bahwa hidup itu saling mengisi dan aku
banyak belajar bagaimana cara menjalani hidup dan kehidupan ini dengan ikhlas
dan tegar.
Perjalananku
kesebuah desa membuka pandanganku bahwa keramah tamahan penduduk adalah salah
satu magnet untuk membuat kita ingin kembali datang dan berkunjung lagi ke
sebuah desa atau tempat. Pengalaman itulah yang kurasakan, aku mendapatkan
keramahtamahan dan senyum yang sangat bersahabat dari sebuah desa yang berada
di perbatasan. Meski mereka belum kenal dengan ku, sapaan ramah penduduknya dan
tutur sapanya membuat aku sangat nyaman dan merasa bahwa aku bukanlah orang
asing dan diterima dengan senang hati.
Mayoritas
penduduknya adalah petani kebun, tetapi petani kebun yang ada disini tidak sama
dengan petani kebun yang ada di kampungku. Ada kebun karet dan kebun sawit yang menjadi
sumber mata pencaharian penduduknya, para wanitanya juga tangguh, mereka tidak
takut untuk masuk keladang dan dengan kuat serta keberaniannya mereka mampu
menyeimbangi laki-laki yang melakukan pekerjaan yang sama. Pada satu ketika,
saya singgah menyapa petani karet wanita yang sedang mengumpulkan karet, dengan
telaten dan cekatan mereka melakukannya dengan senang hati dan bahkan ia
menawarkanku untuk mencobanya. Berkali-kali kucoba tapi aku tak bisa mengimbangi
apa yang mereka lakukan bahkan aku cenderung tidak bisa sama sekali.
Lalu
kuteruskan perjalananku menuju kebun sawit, banyak sekali para pekerja disana
dan dengan ramahnya mereka menyapaku dan dengan senang hati menunjukkan pada ku
beberapa batang sawit yang siap panen dan bagaimana cara mereka memanennya. Ah..
aku sungguh bahagia dan senang sekali… ini pengalaman pertamaku mengunjungi
daerah ini dan pengalaman ini sangat berkesan buatku.
Tapi
ada yang membuatku ingin menangis, yaitu ketika aku melihat sulitnya akses air
bersih di desa ini. Para penduduk memanfaatkan
air sungai untuk melakukan semua aktifitas, meski air sungai itu keruh dan
tidak layak di konsumsi, tetapi mereka tidak memperdulikan itu karena memang
tidak ada alternative air yang lain yang bisa mereka gunakan. Dalam hati aku
berjanji, untuk datang kembali kedesa ini, esok, lusa atau ditahun mendatang
untuk membawakan berita bahagia buat mereka.
Semoga apa yang
kuimpikan dapat terwujud.
Keramahan penduduknya
membuat aku ingin melakukan sesuatu yang lebih baik untuk mereka. Semoga Allah
SWT mengabulkan doa-doa ku.
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar