Jumat, 21 Agustus 2015

Perjalanan bermakna.

Satu Makna Berjuta Cerita 

Ya... kita memang berbeda, berbeda latar belakang, suku dan juga bahasa. Berbeda cara pandang dan menilai sesuatu. Tetapi perbedaan itu membuat hidup ini sangat bermakna, perbedaan itu menyakinkan aku bahwa hidup itu saling mengisi dan aku banyak belajar bagaimana cara menjalani hidup dan kehidupan ini dengan ikhlas dan tegar.
Perjalananku kesebuah desa membuka pandanganku bahwa keramah tamahan penduduk adalah salah satu magnet untuk membuat kita ingin kembali datang dan berkunjung lagi ke sebuah desa atau tempat. Pengalaman itulah yang kurasakan, aku mendapatkan keramahtamahan dan senyum yang sangat bersahabat dari sebuah desa yang berada di perbatasan. Meski mereka belum kenal dengan ku, sapaan ramah penduduknya dan tutur sapanya membuat aku sangat nyaman dan merasa bahwa aku bukanlah orang asing dan diterima dengan senang hati.
Mayoritas penduduknya adalah petani kebun, tetapi petani kebun yang ada disini tidak sama dengan petani kebun yang ada di kampungku. Ada kebun karet dan kebun sawit yang menjadi sumber mata pencaharian penduduknya, para wanitanya juga tangguh, mereka tidak takut untuk masuk keladang dan dengan kuat serta keberaniannya mereka mampu menyeimbangi laki-laki yang melakukan pekerjaan yang sama. Pada satu ketika, saya singgah menyapa petani karet wanita yang sedang mengumpulkan karet, dengan telaten dan cekatan mereka melakukannya dengan senang hati dan bahkan ia menawarkanku untuk mencobanya. Berkali-kali kucoba tapi aku tak bisa mengimbangi apa yang mereka lakukan bahkan aku cenderung tidak bisa sama sekali.
Lalu kuteruskan perjalananku menuju kebun sawit, banyak sekali para pekerja disana dan dengan ramahnya mereka menyapaku dan dengan senang hati menunjukkan pada ku beberapa batang sawit yang siap panen dan bagaimana cara mereka memanennya. Ah.. aku sungguh bahagia dan senang sekali… ini pengalaman pertamaku mengunjungi daerah ini dan pengalaman ini sangat berkesan buatku.
Tapi ada yang membuatku ingin menangis, yaitu ketika aku melihat sulitnya akses air bersih di desa ini. Para penduduk memanfaatkan air sungai untuk melakukan semua aktifitas, meski air sungai itu keruh dan tidak layak di konsumsi, tetapi mereka tidak memperdulikan itu karena memang tidak ada alternative air yang lain yang bisa mereka gunakan. Dalam hati aku berjanji, untuk datang kembali kedesa ini, esok, lusa atau ditahun mendatang untuk membawakan berita bahagia buat mereka. 

Semoga apa yang kuimpikan dapat terwujud.
Keramahan penduduknya membuat aku ingin melakukan sesuatu yang lebih baik untuk mereka. Semoga Allah SWT mengabulkan doa-doa ku.
Aamiin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar