Dalam sebuah kompetisi, tentu semua orang ingin menjadi pemenang dan tak ingin kalah. bahkan banyak diantaranya tak siap menerima kekalahan dan mencoba mencari dalil-dalil untuk menghancurkan seorang pemenang dengan argumen yang dicari dan ditebarkan kepada orang lain agar ikut dengan fantasi dan emosional yang dia arahkan untuk membenci orang lain.
Seharusnya, bukan itulah pelajaran berharga yang kita ambil dari sebuah kompetisi.
Kemenangan dan kekalahan itu adalah sebuah stigma dan nama, karena semua orang yang ikut dalam kompetisi tersebut adalah para pemenang dengan berbagai latar belakang dan berbeda cara yang telah dia lakukan hanya saja, saat ini beliau belum beruntung.
Dalam sebuah kompetisi, banyak hal yang bisa kita pelajari yaitu : (1) belajar mengenali diri : apa kelebihan dan kelemahan diri kita? sejauh mana kemampuan kita memanage diri sendiri? apa yang sudah kita lakukan?, sudah sesuaikah dengan tugas dan fungsinya? sudah bermanfaatkah bagi orang lain?, (2) belajar menghargai orang lain : kompetisi juga membuat kita belajar untuk lebih fair dan menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain. dari kelebihannya kita bisa belajar untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik, dan dari kekurangannya kita bisa belajar untuk tidak melakukannya. (3) belajar lebih ikhlas dan bersabar: kompetisi juga mengajarkan kita untuk ikhlas menerima kekalahan ataupun kemenangan dan bersabar serta mampu menguasai diri. jika kita ikhlas maka tak akan ada sakit hati dan tidak menerima kekalahan tapi jadikan semua menjadi sebuah pelajaran
kompetisi adalah sebuah pelajaran
Ini adalah sebuah blog yang memuat semua hal yang disukai elget, mulai dari media pembelajaran, resume, artikel, opini, aktifitas travelling, puisi, serta cerita / kisah yang bermakna dan diharapkan menjadi inspirasi positif buat semua pembaca.
Minggu, 21 Agustus 2016
Sabtu, 06 Agustus 2016
pasangan terbaik itu seperti sepatu

Bentuknya tak persis sama namun serasi.
Saat berjalan terlihat tak kompak tapi tujuannya sama.
Tak pernah ganti posisi, namun saling melengkapi.
Selalu sederajat tak ada yang lebih rendah atau tinggi.
Bila yang satu hilang yang lain tak memiliki arti.
jadilah sepasang sepatu yang selalu mendampingi dari keadaan apapun, melindungi dan tak peduli bagaimana sulitnya sebuah jalan. Ia tak pernah mengeluh meski terkena panas dan hujan,
tak pernah protes, meski terkadang lupa dibersihkan.
kisah inspiratif : Jan Koum (si pendiri whatsapp)
Siapa yang tak mengenal aplikasi whatsapp saat ini, bahkan hampir jutaan orang didunia pengguna android menggunakan aplikasi ini untuk berkomunikasi. tapi siapakah yang membuatnya?
yups, namanya Jan Koum bersama Brian Acton yang merupakan CEO whatsapp yang diakuisisi oleh Facebook.Inc. Ia lahir pada tanggal 24 februari 1976 dan dibesarkan di sebuah desa diluar Kiwv, Ukraina, kemudia pindah ke California bersama ibu dan neneknya tahun 1992 dan merupakan pemegang saham 45% saham WhatsApp dengan nilai mendekati US$7 miliar
Jan Koum dibesarkan di pinggiran kota Kiev dan pindah bersama ibu dan neneknya ke Mountain View, California pada usia 16 tahun. Program bantuan sosial pemerintah membantu keluarganya mendapatkan apartemen kecil berkamar dua di sana. Ayahnya rencananya akan bergabung dengan mereka, namun akhirnya memutuskan tetap di Ukraina. ia pernah bekerja sebagai seorang petugas kebersihan pada sebuah toko kelomtong, Pada usia 18 tahun, ia mulai tertarik dengan pemprograman. Koum hampir tidak lulus dari sebuah SMA di Mission Viejo California dan kemudian melanjutkan pendidikannya di San Jose State University
Awalnya, ibu Koum bekerja sebagai pengasuh bayi,
Pada tahun 1997, Jan Koum dipekerjakan oleh Google sebagai teknisi infrastruktur. Ia pun bertemu Brian Acton saat bekerja di Ernst & Young.Selama sembilan tahun berikutnya, mereka bekerja di Yahoo. Ia pun memutuskan untuk berhenti kuliah.Pada September 2007, Koum dan Acton keluar dari Yahoo, lalu keliling Amerika Serikat dan bermain frisbee selama satu tahun. Keduanya pernah melamar di face book tetapi gagal. Pada bulan Januari 2009, ia membeli iPhone
dan menyadari bahwa App Store yang saat itu berusia tujuh bulan akan
menggebrak industri aplikasi dunia. Ia mengunjungi temannya, Alex
Fishman, dan keduanya berdiskusi selama beberapa jam seputar ide
aplikasi Koum di rumah Fishman. Koum memilih nama WhatsApp karena terdengar seperti frasa "what's up". Pada hari ulang tahunnya tanggal 24 Februari 2009, ia mendirikan WhatsApp Inc. di California.
Langganan:
Postingan (Atom)