Sabtu, 06 Februari 2016

Anak dan Permainan Anak-Anak yang mulai terlupakan!

Saya masih ingat ketika dulu masih di Sekolah Dasar Inpres, sekitar 25 tahun yang lalu begitu senang dan sangat bersemangat sekali ketika lonceng tanda istirahat berbunyi, artinya di jam istirahat tersebut kita bisa bermain tali, kelereng, main simbang batu, gasing, cabur, sidapak, petaklele, main gambar dan lain-lain. Bukan hanya saya yang bersemangat, tetapi semangat ini juga ada pada semua teman-teman saya di SD.
sepatu sekolah beserta kaos kakinyapun langsung dicopot. Lalu mulailah kami berlari kehalaman sekolah atau lokasi yang agak teduh untuk memulai permainan ini tentu saja seusai jajan disekolah alias menikmati sepiring lontong sayur atau miehun. Kamipun menghentikan permainan ini ketika lonceng tanda masuk berbunyi kembali.
Permainan ini juga kami nikmati kembali ketika pulang sekolah, atau sesekali kami pergi kesungai mencari tanah liat untuk kami bawa pulang dan kemudian kami cetak menjadi pot bunga kecil. sungai itu lumayan jauh dari rumah dengan berjalan kaki selama 30 menit.
Dibulan puasa juga demikian, pulang dari sekolah kami main batu simbang, sehingga hampir semua teman-teman saya tidak ada yang bolong puasanya, karena permainan ini sangat mengasyikkan dan tidak membuat lelah karena dilakukan dengan semangat, Jadi, tak terasa deh puasanya.... hehehe.....

Sekarang, semuanya sangat berbeda, hampir semua anak disibukkan dengan handphone, Video Game bahkan game online. Para orangtuanya juga lebih bangga ketika anak-anaknya bisa menguasai salah satu game atau utak-atik handphone dibandingkan dengan bermain bola dengan teman sebayanya karena setiap hari anak-anak sibuk dirumah saja dengan video atau game-game terbarunya, Tak ada lagi permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak lagi, paling-paling masak-masakan dan semua peralatannya juga sudah lumayan modern dibandingkan anak-anak seusia saya dulu, yang mengandalkan semua peralatan sisa, karena memang tidak sanggup untuk membeli mainan tersebut, dan tidak terfikirkan juga untuk minta kepada ibu.
anak-anak usia sekolah dasar sudah lebih banyak dituntut untuk les ini dan itu, terkadang hal tersebut membuat stamina anak-anak jaman sekarang lebih cepat letih.
Anak-anak juga tak terlalu banyak bersosialisasi dengan teman sebayanya diluar kelas, kalaupun ada, itu hanya berlaku untuk anak-anak yang tinggal di desa saja, namun pada anak-anak yang tinggal di kota, para orangtua tidak akan membiarkan anak-anak mereka bermain dengan sembarangan teman.

Pendapat saya;
  • Ada baiknya, sesekali membiarkan anak-anak untuk mengekplorasi kemampuan diri mereka dengan bermain sesuai dengan apa yang mereka inginkan serta permainan di alam bebas
  • Ada baiknya kita para orangtua membiarkan anak-anak berkreasi untuk menumbuhkan inovasinya  
  • Ada baiknya kita para orangtua memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya setidaknya anak-anak kenal dengan anak tetangganya. Dari hal tersebut, anak-anak bisa belajar apa yang baik dan tidak baik bagi dirinya, apa yang  boleh dan tidak boleh dan apa yang pantas diucapkan dan apa yang tidak pantas diucapkan
  • Biarkan anak-anak mendapatkan pengalaman baru yang positif tetapi tetap dalam kontrol orang tua 
Make your children happy by their world

Tidak ada komentar:

Posting Komentar