Senin, 25 April 2016

cerita: pada sebuah mimpi



Aku tak kenal dan bahkan tak tahu siapa dia, tapi yang jelas dia selalu datang padaku dalam mimpiku ketika aku merintih dalam sakitku. Sudah tiga orang yang datang padaku dan semuanya mengatakan kalau aku adalah generasi ketujuh dari kaumnya. Mereka adalah  pertama, seorang wanita tua berbaju putih dan bertikuluk dari wajahnya yang berkeriput aku bisa melihat kelincahan dan senyumannya. Kedua, seorang kakek yang memakai baju kebesaran istana dan dipinggangnya terselip sebuah keris, dari pembicaraan mereka aku tahu kalau namanya adalah Ungku Tasik karena kedua nenek tersebut memanggil namanya demikian. Dia menyuruhku memanggilnya buyut dan yang ketiga adalah seorang wanita berambut panjang berselandang putih dengan gaun putihnya. Dari wajahnya aku bisa melihat kecantikan dirinya.
            Ketiga orang tersebut datang kerumah ku dan mengucapkan salam sebanyak 3 kali dan aku menjawab salamnya. Kemudian, salah seorang nenek menghampiriku dan menyuruhku duduk dihadapannya. Entah apa yang dia ucapkan dan aku juga tidak ingat apa yang mereka katakan tapi yang jelas, dia memegang kedua tanganku dan mengatakan bahwa mereka tak ikhlas aku disakiti. Aku tak mengerti apa yang mereka ucapkan karena bahasa mereka sangat kuno, banyak sekali bahasa minang saisuak yang tak kupahami, tapi aku coba menelaah makna dari apa yang mereka katakan secara perlahan-lahan tapi dari bahasa tubuhnya, aku bisa melihat bahwa mereka sangat menyayangiku.
Lalu kutanya, ”nenek siapa?” tapi mereka tak mau mengatakan namanya, katanya ”kamu tak perlu tahu namaku, karena kamu tentu tak pernah tahu siapa aku, tapi aku akan selalu menjaga semua keturunanku”.
Kemudian, dia membawakan mukena dan mengajakku sholat bersama, selepas sholat nenek menyuruhku berbaring dan memintaku untuk tidak berfikir yang bukan-bukan, katanya, tidurlah biarkan kami membantu mu. Nenek yang satu mengusap keningku, nenek yang kedua mengaji disampingku, sementara kakek duduk terdiam terpaku.
Hanya itu yang kuingat, ketika pagi terbangun aku merasa lebih ringan tak merasakan sakit lagi. Aku bersyukur kepada Allah telah bertemu dengan mereka, tapi dalam hati aku selalu bertanya dan sampai saat ini aku masih mencari tahu tentang siapa mereka?   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar