Jumat, 27 Maret 2020

Mengenal Si Corona

Corona... ya, itulah nama yang akrab ditelinga kita saat ini, bahkan virus ini merupakan salah satu virus yang menakutkan buat kita bersama. tidak seperti kita berperang di medan tempur, kita mengetahui dengan jelas musuh kita, tapi ini seperti musuh yang tidak kelihatan. kita tidak tahu, dimana dia, seperti apa bentuknya, dia hinggap dimana, dia berada dimana dan bahkan dengan siapa dia saat ini. Ah.... kita semakin ketakutan, apalagi dengan banyaknya korban yang meninggal dunia akibat ulah si Corona ini, tidak satu orang, tetapi bahkan ribuan orang di dunia. ini sangat menyedihkan dan menyayat hati, apalagi tim dokter yang menangani kasus ini juga bernasib sama dengan sang pasien, tetapi para dokter tetap bersemangat hanya karena tugas dan kewajibannya menyelamatkan jiwa sang pasien serta rasa kemanusiaan yang tinggi, begitu juga dengan tim medis lain yang bekerjasama dalam penanganan kasus ini. 
apa yang terjadi dengan dunia ini?? Penyakit apa ini? kenapa penyakit ini bisa membunuh banyak orang hanya dalam hitungan hari?? 
sungguh sangat berat bercerita tentang bagaimana situasi saat ini. Orang-orang hidup dalam kegelisahan dan juga kenakalan. Orang-orang yang gelisah, memilih untuk tetap tinggal dirumah, menghabiskan waktunya dengan keluarga. Mereka memilih untuk tetap berada dirumah saja jika tidak ada urusan yang sangat penting untuk dilakukan diluar rumah. Bekerja dari rumah dengan menggunakan fasilitas internet dan menerapkan pola hidup sehat. tetapi, bagi orang-orang yang nakal, mereka tetap berkeliaran diluar rumah, mereka tidak peduli dirinya, hidupnya, keluarganya, yang dia tahu, ia bisa mendapatkan uang, berpesta pora, menikmati kebebasan hidup disaat libur pemerintah. 

tahukah kamu apa Corona itu? Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lanjut usia, ibu hamil, ibu menyusui bahkan anak remaja sekalipun. 

Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
  • Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)
  • Batuk
  • Sesak Nafas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.

Segeralah ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
  • Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
  • Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
  • Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, Ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.

Diagnosis Virus Corona

Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:
  • Uji sampel darah  
  • Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
  • Rontgen dada  untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Pengobatan Virus Corona
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
  • Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang ditunjuk
  • Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
  • Menganjurkan penderita COVID-19 untuk istirahat yang cukup 
  • Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh

Pencegahan Virus Corona

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
  • Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).
  • Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
  • Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
  • Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
  • Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan, cuci tangan setelahnya.
  • Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
  • Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
  • Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
  • Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
  • Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
  • Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
  • Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
  • Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
  • Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
  • Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
  • Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
  • Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
sebuah catatan saat stay at home, 27 Maret 2020

Senin, 16 Maret 2020

Manjapuik Sumando : Sebuah prosesi menjemput "ayah" oleh bako secara adat.

“Manjapuik Sumando” 

Seratus hari setelah Ibu saya meninggal, pihak bako (keluarga dari ayah) mengatakan kepada kami bahwa ia akan menjemput ayah saya. Hal ini juga dikuatkan pula oleh ayah saya yang menyatakan bahwa beliau akan dijapuik oleh adik-adiknya serta ninik mamak di kampungnya. Tentu saja, itu membuat saya terkejut, Kenapa? karena tentu saja sebagai anak perempuan satu-satunya saya tidak akan membiarkan ayah saya pergi, tidak akan ada anak yang mau berpisah dengan ayahnya, dan membiarkan ayahnya yang saat ini berusia hampir 80 tahun hidup dan diasuh serta dirawat oleh adik perempuannya atau keponakannya. Sebagai anak perempuannya tentu saya tidak bisa menerima itu dan protes kepada ayah saya dan secara tegas saya katakan bahwa ayah saya tidak boleh pergi dari rumah kita, hanya ayahlah yang saya miliki saat ini setelah kepergian ibu saya, cucu-cucunya (anak-anak saya) juga menangis dan mengatakan bahwa ungku tidak boleh pergi, ungku harus disini dengan mereka, Ayah dan Mandeh (adik dari ayah saya) tertawa mendengar kami, dan menjelaskan bahwa itu hanyalah sebuah prosesi adat yang harus dilakukan di kampong kita, karena setelah istri meninggal, maka ayah saya sebagai sumando di rumah itu, harus dijemput pulang secara adat. Setelah melalui proses adat itu, ayah masih tetap bisa tinggal bersama dengan saya sebagai anaknya dan cucunya. Tetapi prosesi adat itu juga harus dilewati dan tidak membutuhkan waktu berhari-hari cukup melangkah 7 llangkah dari rumah, kemudian dijemput lagi. Barulah saya lega dengan semua itu.
Penasaran dengan cerita ayah dan mandeh, saya mencoba mencari beberapa referensi mengenai kegiatan prosesi ini, namun beberapa literatur yang saya harapkan tidak saya dapatkan. Melalui blog ini, saya mencoba menuliskan mengenai tradisi ini untuk berbagi pengalaman.
Kedudukan ayah saya di rumah itu adalah sebagai sumando, walaupun dia sudah beranak-pinak atau punya anak dan cucu, namun tetap saja dia merupakan urang sumando di rumah dan dikampung tersebut (baca: kampong isterinya). Sebagai sumando di Pariaman, maka dia akan dipanggil sesuai dengan gelar yang melekat padanya (Bagindo, sutan atau sidi) bagi orang yang lebih tua darinya. Namun, bagi yang lebih muda padanya tidak memanggil beliau dengan gelar tersebut, tetapi menghormatinya dengan memanggil dengan uda, ajo, abang, atau kakak.
Kata Sumando berasal dari bahasa malayu kuno (su berarti badan, sedangkan mando berasal dari kata mandah yang berarti menumpang sementara). Dalam struktur adat Minang, kedudukan suami adalah sebagai orang menumpang di rumah istrinya (Sumando), perempuan tempat menumpang di sebut “Mandan” dan keluarga pihak lelaki menyebut istri dari saudara lelakinya “Pasumandan”. Kedudukan anak-lelaki, secara fisik tidak punya tempat di rumah ibunya. Bila terjadi sesuatu di rumah tangganya sendiri, maka ia tidak lagi memiliki tempat tinggal.
Situasi macam ini secara logis mendorong pria Minang untuk berusaha menjadi orang baik agar disengani oleh dunsanaknya sendiri, maupun oleh keluarga pihak istrinya. Sebagai sorang sumando juga sebagai seorang ayah bagi anak-anaknya harus rajin dalam memenuhi ekonomi rumah tangga. Pada saat pagi hari harus berangkat dari rumah istri untuk mencari nafkah, sore harinya baru pulang dengan membawa hasil supaya “dapua lai barasok” hal ini berarti bahwa seorang laki-laki atau sumando harus memenuhi kebutuhan keluarganya dengan baik, setidaknya “ada beras yang akan dimasak” sehingga anak dan istri bisa makan
Hal ini diibaratkan “Itiak Pulang Patang” (Itik yang pulang di sore hari). Itik pada pagi hari mencari makan di sawah, dan pulangnya ke kandang beriringan pada sore hari sambil membawa telur atau memberikan tambahan ekonomi bagi yang punya rumah. Itik apabila terkena lumpur dan bertelur,tidak nampak perubahan yang signifikan terjadi pada tubuhnya.Tubuhnya tetap bersih dan seimbang serta terkesan lihai dalam bergerak. Sehingga hewan Itik menggambarkan karakteristik budaya Minang yang tidak berubah dalam kondisi apapun.
Untuk lelaki berdarah Minang, Sebagai lelaki Minang ada banyak peran yang akan kita lalui, mulai dari kecil hingga dewasa bahkan sampai tua nanti. Setidaknya ada 6 peran yang akan dilalui sebagai seorang lelaki Minang, Pertama : Ketek Banamo (kecil bernama), Bujang Tabilang (remaja terkenal), Gadang Bagala (Besar diberi gelar saat setelah menikah), Bapak Kayo (Bapak Kaya), Mamak Babangso (Mamak Berbangsa), Tuo Jadi Panggulu (tua mempunyai sifat penghulu). Mengenai 6 peran lelaki minang ini akan dibahas secara khusus pada pembahasan selanjutnya (di blog ini).
Nah, sekarang kita kembali ke pembahasan awal, mengapa lelaki yang isterinya sudah meninggal harus dijemput secara adat. Penulis mencoba menanyakan kepada beberapa orang atau masyarakat mengenai alasan mengapa seorang sumando harus dijemput secara adat setelah kematian isterinya. Jawabannya cukup beragam ada yang menyebutkan agar si suami tidak linglung, tidak teringat-ingat kembali dengan isterinya, lebih ceria lagi, dan agar tidak menjadi “pandir” atau bodoh dan kebingungan yang disebut dengan di baok aruah (dibawa arwah).
Pada peristiwa maratuih hari tersebut, ada banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat di Pariaman, tetapi berbeda kampong/ desa atau nagari, maka berbeda pula tradisi yang dilaksanakan seperti tradisi badikie di kenagarian ampalu, makan bajamba dengan dulang tinggi dengan berbagai makanan dan disusun seperti piramida, sekitar 50 – 100 piring di ulakan dan pakandangan, tradisi malamang, tradisi pambakaan, manaiakkan urang siak, dan lain-lain. Kita kembali ke prosesi manjapuik sacaro adaik lagi ya guys… hehehe…,
Pada kegiatan tersebut pihak bako membawa makanan setidaknya satu rantang yang diisi dengan nasi dan lauk pauk (sesuai dengan kemampuan) dari bako. Bako datang dengan ninik mamak (urang tuo, kapalo mudo, cadiak pandai, kapalo dusun, dll) atau dengan orang yang dianggap petinggi di desa tersebut. Kedatangan itu juga disambut oleh tuan rumah lengkap juga dengan ninik mamaknya. Setelah dipersilahkan masuk, maka dimulailah prosesi menjemput tersebut yang didahului dengan petatah petitih dan saling sambut menyambut kata antar kedua belah pihak. Setelah itu, mandeh, meminta izin kepada anak-anak dari ayah saya untuk membawa ayah untuk kembali kerumah asalnya. Ayah saya juga lengkap membawa peralatan berupa seperangkat baju dan dimasukkan kedalam tas persis seperti orang yang akan pergi merantau saja. Ketika ayah sudah  berjalan tujuh langkah dari rumah. Kakak saya mengejarnya, dan meminta mandeh mengizinkan ayah saya untuk tinggal dan kembali kerumah kami. Mandeh lalu menanyakan kepada ayah saya, apakah ia setuju, dan anggukan kepala ayah saya adalah sebuah tanda bahwa ia setuju untuk kembali. Kemudian, mereka beriringan untuk kembali pulang.
Proses diatas tentu sangat sederhana, tetapi dari prosesi tersebut, saya dapat melihat bahwa peranan sumando di dalam sebuah keluarga sangatlah penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Ketika sumando tersebut datang pertama kali kerumah mertuanya, maka ia diantarkan secara adat dan melalui sebuah rangkaian upacara yang panjang, begitu juga ketika dijemput kembali oleh keluarganya karena disebabkan isterinya meninggal juga dijemput secara adat dan melalui proses yang juga tidak sederhana. Tidak ada batasan usia, tua dan muda, semua prosesinya sama. Berbeda jika yang meninggal adalah suaminya, maka tidak ada rangkaian adat untuk seorang isteri untuk dijemput juga sebagaimana seorang suami sebagai sumando. Hal ini berarti, laki-laki di minang khususnya di pariaman diibaratkan dengan pepatah minang ini “ pai tampak muko, pulang tampak pungguang”.(Pergi tampak muka, pulang tampak punggung) yang berarti kedatangan dan kepergian seseorang harus dengan cara yang baik, harus memberi tahu, tidak menghilang begitu saja, serta ada makna bahwa lelaki minang itu adalah lelaki yang bertanggung jawab.
Semoga pengalaman pribadi ini bermanfaat untuk semua pembaca. Bisa saja, di tempat dunsanak punya versi yang berbeda dengan pengalaman saya ini.

Pariaman, 7 Maret 2020
Sebuah Tulisan Penuh Cinta Mengenang 100 hari Almh. Ibunda kami  "Nurlaily"
29 November 2019 - 7 Maret 2020



Minggu, 08 Maret 2020

Musikalisasi Puisi: Dipersimpangan Rindu

Dipersimpangan Rindu

Oleh. Elgeto

Berdiri di persimpangan jalan menanti
menantimu
menunggumu
kusadari kau takkan pernah pulang lagi kerumah kita

kamu telah pergi dengan tenang
tapi salahkah aku jika aku tak bisa berhenti merindumu
tak kutemui lagi lambaian tangan kala ku pergi
dan sambutan hangatmu kala ku pulang
dengan senyuman indahmu

aku rindu semua tentangmu
senyummu, candamu dan juga marahmu
semua tentangmu selalu menguras airmataku

penyesalan terbesarku adalah belum bisa lebih membahagiakanmu
penyesalan terbesarku aku tak bisa memelukmu kala kau pergi
namun percayalah kau takkan pernah terganti
cintamu akan terus abadi

Ibuku


Gandoriah, Februari 2020


Rabu, 04 Maret 2020

Musikalisasi Puisi : Ada yang bertanya


Ada yang bertanya
by elgeto 

ada yang bertanya tentang mengapa ku masih disini? 
sedangkan lautan luas dapat kusebrangi, kapalku cukuplah besar untuk berlayar dan nakhodakupun profesional 

ada yang bertanya mengapa aku tak pergi?
padahal tiket sudah ditangan dan merekapun sudah menunggu 
kenapa ?
kenapa ?

ah.. ini masalah cinta kawan, dan kau tak pernah pahami itu 
senyuman mereka tak sanggup ku tinggalkan 
air mata mereka membuat kakiku enggan menjauh 

ini tentang cinta kawan 
cintaku untuk negeriku, 
cinta untuk tanah dan leluhurku 

mungkin buatmu ini gila, 
tapi untuk ku inilah cinta 
cinta yang kuberi 
tanpa harap balasan 

aku tak peduli 
meski cinta ku tak dihargai 
hingga akhirnya aku mati 
cinta ku tak terganti  

pariaman, 2019

Puisi : Aku dan Perahu


Aku dan Perahu
by Elgeto 

Dalam kesunyian kumerenung tentang hidup dan tentang perahu ini
hampir empat dasawarsa perahu itu berlayar tapi tujuan masih terselimut kabut
ombak mengombang-ambingkan perahu dan angin mendukungnya terseret dalam pusaran
terkadang mesin perahuku mati di tengah laut dihantam ombak
seringkali ku dayung hingga habis tenagaku karena mesin tak berminyak sedangkan aku masih ditengah laut menerjang badai
daratan ya daratan itu mendekatlah aku sudah lelah jadi mendekatlah

hatiku... hei... hatiku tenanglah
"gunakan pelampungmu agar kau tak mati konyol di tengah laut
setidaknya jika perahumu terbalik kau masih bisa berenang" bisik hatiku
jangan menyerah karena perahu ini akan terus berlayar menuju tujuannya
jika masih terseret ombak, anggap saja itu pelajaran tuk melatih kemahiran

Kasiak island, 2019

Selasa, 03 Maret 2020

Pengantar Sosiologi: Fungsi Manifes dan Fungsi Laten


berikut adalah perbedaan fungsi manifes dan fungsi laten yang secara sederhana di rangkum:
1. Fungsi Manifes
Fungsi manifes ketiga sistem – komunis, fasis dan ekonomi campuran – adalah memelihara ketertiban, mencapai konsensus dan meningkatkan produksi ekonomi semaksimal mungkin. Tidak ada satu pun masyarakat yang telah sepenuhnya berhasil mencapai salah satu fungsi tersebut. Masyarakat totaliter atau masyarakat fasis tampak amat berhasil dalam memelihara ketertiban, setidak-tidaknya untuk sementara waktu, sedang masyarakat yang bersistem ekonomi campuran paling berhasil dalam memberikan kebebasan politik dan mencapai tingkat produksi ekonomi yang lebih tinggi. Pelbagai studi di Amerika menunjukkan bahwa tingkat produktivitas pekerja di Rusia hanya mencapai sekitar seperdua dari tingkat produktivitas pekerja di Amerika Serikat. 

2 Fungsi Laten
Analisis terhadap ketiga tipe masyarakat menunjukkan bahwa persamaan dalam hubungannya dengan fungsi laten. Salah satu fungsi laten dari seluruh lembaga ekonomi pemerintahan modern ialah merusak kebudayaan tradisional. Kebiasaan pemilikan hak tanah, kepercayaan agama, organisasi keluarga, tempat pemukiman, dan banyak lagi pola kehidupan sosial yang sudah mapan, mengalami perubahan sebagai akibat perkembangan industri. Mobilitas sosial dirangsang dan salah satu konsekuensinya ialah meningkatkan anomi (kekaburan norma) dan alienasi (rasa keterasingan).
Fungsi laten lainnya ialah mempercepat rusaknya kelestarian lingkungan. Jika langkah-langkah pencegahan yang cermat dan berbiaya mahal tidak ditempuh, maka setiap kenaikan produksi akan mengakibatkan naiknya tingkat kerusakan lingkungan. Dalam hubungan ini, seringkali para kapitalis dipersalahkan dengan alasan mereka tidak rela memikirkan hal lain kecuali keuntungan. Meskipun demikian, masyarakat komunis, yang tidak memiliki pengusaha kapitalis kecuali negara, menghadapi persoalan yang sama. Pada dasarnya, kesulitan yang dihadapi oleh setiap sistem tidak berbeda, yakni pelestarian lingkungan memerlukan biaya. Meskipun demikian, perbandingan antara pembiayaan dan keuntungan tidak selalu menyenangkan. Di samping itu, biayanya mungkin harus segera dipikul, sedang keuntungannya mungkin sering tertunda. Tambahan pula, suatu kelompok mungkin harus memikul beban pembiayaan, sementara kelompok lainlah yang menikmati keuntungannya. Baik komunis maupun kapitalis menyadari bahwa tidaklah mudah menerapkan kebijakan penanggulangan polusi.

Minggu, 01 Maret 2020

Pengantar Sosiologi : Proses Sosial


Menurut Gillin and Gillin, proses sosial dibagi kedalam dua bentuk, yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif.
1.      Proses sosial yang asosiatif
Proses sosial yang asosiatif adalah proses sosial yang berjalan positif dan menghasilkan keteraturan dan integrasi sosial. Bentuk-bentuk proses sosial asosiatif, yaitu kerjasama, akmodasi, asimilasi, dan alkulturasi sosial. Proses sosial yang asosiatif ini mendorong terbentuknya pranata, lembaga atau organisasi social.
a.       Kerjasama sosial
Kerja sama sosial (cooperation) adalah usaha bersama antara dua individu atau dua kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Contohnya, kerjasama dalam mendirikan rumah, organisasi, perusahaan, Negara dan sebagainya. Kerjasama inilah yang mendorong terwujudnya keteraturan dan integrasi social. Dengan kerjasama, kegiatan masyarakat akan mudah dilaksanakan daripada dikerjakan sendiri-sendiri. Kesejahteraan social juga akan mudah dicapai jika diusahakan dengan prinsip kerjasama sosial.

Bentuk-bentuk kerjasama sosial, antara lain sebagai berikut :
a)  Kerjasama sepontan (spontanneus cooperation), yaitu kerjasama secara tiba-tiba tanpa adanya suatu perintah atau tekanan dari pihak manapun.
b)  Kerjasama langsung (directed cooperation), yaitu kerjasama yang terbentuk karena adanya perintah dari atasan.
c) Kerjasama kontrak (contractual cooperation), yaitu kerjasama atas dasar suatu kontrak atau perjanjian tertentu
d)  Kerjasama tradisional (tradition cooperation), yaitu kerjasama sosial yang terbentuk karena bersifat tradisi atau adat kebiasaan. Misalnya, kerjasama dalam bentuk gotong royong, tolong menolong, atau solidaritas social.
Berdasarkan pelaksanaannya, bentuk-bentuk kerjasama social, antara lain :
a)  Kerukunan, yaitu kerjasama dalam bentuk tolong-menolong, gotong-royong, dan kekeluargaan.
b)    Bargaining, yaitu kerjasama berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak.
c)     Koptasi, yaitu kerjasama dalam pelaksanaan politik.
d)     Koalisi, yaitu penyatuan kedua kelompok atau lebih yang memiliki tujuan sama.
e)   Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengumpulan modal usaha atau kerjasama dalam mengerjakan proyek tertentu.

b.      Akomodasi sosial
Akomodasi sosial (accommodation) adalah proses meredakan suatu pertentangan untuk mencapai keadaan yang stabil. Apabila dua orang atau dua kelompok saling bersitegang, maka akan terjadi proses akomodasi. Pada saat akomodasi berlangsung, kedua belah pihak berada dalam keadaan tidak berhubungan social. Masing-masing pihak mempunyai kesempatan untuk berdamai atau meningkatkan konflik. Contohnya : suami-istri pisah ranjang, atau putusnya hubungan persahabatan antara dua remaja.
Bentuk-bentuka akomodasi sosial, antara lain sebagai berikut :
1.   Pemaksaan (coercion), yaitu usaha meredakan pertentangan dengan paksaan. Pemaksaan ini biasanya dilakukan oleh pihak yang kuat (mayoritas) terhadap pihak yang lemah (minoritas).
2.   Kompromi (compromise), yaitu pengurangan tuntutan dari kedua pihak untuk mencapai suatu penyelesaian. Kompromi dapat tercapai karena kedua pihak tidak mau melanjutkan pertikaiannya.
3.   Arbitrasi (arbitation), yaitu penyelesaian pertentangan atau konflik oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua pihak yang bertikai.
4.   Mediasi (mediation), yaitu penggunaan pihak ketiga sebagai mediator yang tidak memihak dalam menyelesaikan suatu pertikaian. Pihak ketiga sebagai penasehat atau mediasi tidak turut mengambil keputusan.
5.    Konsiliasi (conciliation), yaitu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai penyelesaian masalah.
6.    Toleransi (tolerance), yaitu menghadirkan diri dari perselisihan atau bersikap saling menghargai untuk meredakan pertengkaran
7.  Stalemate, yaitu usaha kedua pihak untuk menghentikan sendiri pertikaian, karena masing-masing memiliki kekuatan yang seimbang.
8.      Ajudikasi (adjudication), yaitu upaya penyelesaian perkara melalui pengadilan.
9.    Segresi (segretion), yaitu upaya penyelesaian sengketa dengan cara masing-masing pihak saling menghidari konflik agar tidak berkelanjutan.
10.  Eliminasi (elimination), yaitu upaya penyelesaian sengketa dengan cara salah satu pihak bersedia mengalah, meminta maaf atau mengundurkan diri dari persidangan.
11.  Keputusan mayoritas (majority deciation), yaitu suatu keputusan yang diambil dengan suara terbanyak
12.  Gencatan senjata (cease fire), yaitu upaya penagguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu dalam mencapai penyelesaian melalui perundingan.

c.       Asimilasi sosial
Asimilasi (assimilation) adalah proses penyatuan dua pihak atau dua kelompok yang berbeda kebudayaan dan menghasilkan kelompok yang baru. Contohnya, terbentuknya kelompok masyarakat indo pada zaman colonial hindia-belanda. Contoh lain, terbentuknya agama hindu di india yang merupakan hasil perpaduan antara kepercayaan suku bangsa dravida (penduduk asli) dengan suku bangsa arya (penduduk pendatang)

d.      Alkulturasi sosial
Alkulturasi (acculturation) adalah peleburan dua unsur kebudayaan yang berbeda tanpa menghilangkan cirri khas kebudayaan masing-masing. Sebagai contoh, bersatunya kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan hindu-budha, yang tampak dari bentuk bangunan candi, arca, prasasti, cerita wayang golek dan sebagainya.

2.     Proses sosial yang disosiatif
Proses sosial yang disosiatif (processes of dissociation) adalah proses sosial yang mengarahkan pada perpecahan dan merengangkan rasa solidaritas kelompok. Bentuk-bentuk proses sosial dissosiatif, yaitu kompetisi, konflik, dan kontraversi sosial. Proses sosial yang disosiatif dapat mendorong terjadinya konflik sosial dan disitegrasi sosial.
1.      Persaingan (competition)
Persaingan atau kompetisi adalah proses sosial yang ditandai oleh persaingan untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya, persaingan untuk mencapai pekerjaan atau jabatan tertentu, atau persaingan siswa di sekolah untuk mencapai peringkat pertama di kelas.

2.      Konflik sosial
Konflik sosial (social conflict) adalah proses sosial yang diwarnai oleh terjadinya pertentangan karena perbedaan pandangan dan kepentingan. Misdalnya : konflik sosial antara penduduk asli dengan penduduk pendatang., konflik antara buruh dengan majikan, dan konflik antara atasan dan bawahan.
Jenis-jenis sosial antara lain sebagai berikut :
a.       Konflik sosial antar individu
Konflik sosial antar individu adalah pertentangan yang terjadi antar perorangan. Misalnya: perselisihan antara adik dan kakak, suami dengan istrinya, dan pertengkaran antara dua orang teman sekolah.
b.      Konflik sosial antar kelompok
Konflik sosial antar kelompok adalah pertentangan yang terjadi antara kelompok dengan kelompok. Misalnya : pertentangan antara dua kelompok siswa yang berbeda sekolah, pertentangan antara dua kelompok pemuda yang beda kampung, dan pertentangan antara dua kelompok pendukung klub sepakbola.

c.       Konflik sosial antar ras
Konflik sosial antar ras adalah pertentangan yang terjadi antara dua ras yang berbeda. Misalnya : pertentangan antara ras kulit putih dengan kulit hitam di Amerika Serikat dan Afrika Selatan akibat penerapan politik rasial atau aparthied.

d.      Konflik status sosial
Konflik status sosial adalah pertentangan yang terjadi karena perbedaan kedudukan sosial. Misalnya : pertentangan anara buruh dan majikan, pertentangan anatara atasan dengan bawahan, pertentangan anara kelas atas dan bawah

e.       Konflik antar budaya
Konflik antar budaya adalah pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kebudayaan. Misalnya, pertentangan antara nilai-nilai budaya barat dengan nilkai-nilai budaya Timur.

3.      Kontravensi soaial
Kontravensi sosial adalah proses sosial yang ditandai oleh adanya sikap dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, tetapi tidak menimbulkan konflik sosial.
Bentuk-bentuk kontraversi sosial :
a.       Kontraversi umum, seperti menghasut, menghalang-halangi, memprotes dan sebagainya
b.      Kontraversi sederhana, seperti memaki-maki di telepon, mencerca atau memfitnah
c.       Kontraversi intensif, seperti menyebar desas-desus atau mengecewakan orang lain.
d.      Kontraversi rahasia, seperti membocorkan rahasia orang lain, berkhianat atau ingkar janji
e.       Kontraversi taktis, seperti mengganggu atau menghalang-halangi pihak lain atau kelompok lain

semoga bermanfaat