Sebagai salah satu
daerah yang rawan gempa atau memiliki potensi gempa, maka sudah seharusnya
semua orang baik mulai usia PAUD hingga dewasa diberikan pengetahuan tentang
gempa dan bagaimana mengevakuasi diri pada saat terjadi bencana. Setidaknya mereka
sudah memiliki pengetahuan dasar tentang apa yang akan mereka lakukan ketika
bencana terjadi. Mungkin beberapa orang tua sudah mengajarkan kepada anak
mereka tentang evakuasi diri menghindari bangunan tinggi atau berdiri ditanah
lapang, dan jika terjadi bencana maka tempat area evakuasinya berada di daerah yang
sudah ditentukan. Namun, kita tidak bisa pula memungkiri bahwa banyak juga
orang tua yang belum memberikan pengetahuan mengenai bencana kepada anak-anak
mereka.
Kita sepakat, hal ini bukan untuk menakuti anak tentang
bahaya bencana tetapi setidaknya dengan pengetahuan yang mereka miliki, maka
anak-anak akan lebih mampu melindungi diri mereka ketika jauh dari orang tua
dan keluarga. Cara ini mampu membangun mental yang lebih baik ketika bencana
terjadi. Selama ini, simulasi bencana hanya diajarkan kepada para petugas atau
relawan bencana. Meskipun ada beberapa masyarakat yang terlibat tetapi itu
tidak banyak. Jadi pertanyaannya adalah perlukah pengetahuan bencana di peroleh
oleh anak-anak sejak dini? Kenapa pengetahuan ini tidak dimulai dari bangku sekolah
dasar?
Menurut wikipedia
Indonesia Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi
suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama
periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang
paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di
ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir
tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar
bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa
Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo
gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan
itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Apa yang seharusnya dilakukan pada saat gempa
Bila berada di dalam rumah:
- apabila memungkinkan untuk keluar rumah, maka segeralah keluar jangan memilih untuk berdiam diri di dalam bangunan karena standar bangunan yang kita miliki belum tahan gempa
- apabila tidak memungkinkan untuk keluar maka jangan panik dan berlindunglah di bawah meja atau tempat tidur.
- Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
- Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
- Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di dinding dan sebagainya.
Bila berada di luar ruangan:
- Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
- Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
- Jauhi benda-benda yang memiliki potensi untuk jatuh
Bila berada di dalam ruangan umum:
- Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
- Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan sebagainya.
Bila
sedang mengendarai kendaraan:
- Segera hentikan di tempat yang terbuka.
- Jangan berhenti di atas jembatan atau di bawah jembatan layang/jembatan penyeberangan.
- Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
- Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
- Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat.
- Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
- Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
- Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
- Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak
- Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
- Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
- Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman.
- Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri
pertolongan:
- Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
Evakuasi:
- Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki di bawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. * * * Bawalah barang-barang secukupnya.
- khusus daerah evakuasi di Kota Pariaman adalah kampung baru padusunan, sikapak timur, sikapak, sintuk, santok, kaluat dan beberapa daerah ketinggian lainnya.
- informasikan kepada anak, jika terjadi bencana dan memiliki tanda potensi tsunami maka tempat berkumpul ada didaerah tersebut sehingga hal tersebut lebih memudahkan untuk mencari informasi tentang keberadaan keluarga dengan lebih cepat
Dengarkan informasi:
- Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi yang tidak jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar